Jumat, 27 April 2012

Mirror Mirror

Mirror, mirror on the wall, who's the fairest of all?

Masih ingat kata2 siapakah itu? Ya, dari sang ibu tiri Snow White...

Film yang dibintangi oleh Julia Roberts sebagai ibu tiri dari si Snow White ini cukup menghibur untuk ditonton. Dikemas dengan cerita yang agak berbeda dari cerita aslinya...

Awal kisah dimulai saat Julia Roberts bernarasi tentang hidupnya dan ketika ia bertemu dengan ayah Snow White kemudian menikahinya. Karena niat jahatnya, dia menggunakan ilmu sihir kepada ayah Snow White dan membuangnya jauh2 ke hutan gelap.

Sang Snow white yang diperankan oleh anak dari Phil Collins ini merasa kesepian dan dikurung di kamarnya terus, hingga pada usia 18 tahun, ia berusaha melarikan diri ke hutan dan bertemu sang pangeran dari negeri seberang yang sedang digantung setelah habis dirampok oleh seven dwarfs.

Seven dwarfs bukan bernama Bashful, Doc, Dopey, Grumpy, Sleepy, Sneezy, Happy

Tapi mereka bernama Grimm, Butcher, Wolf, Napoleon, Half Pint, Grub dan Chuckles... cukup aneh bukan?

Dan seven dwarfs ini bukan penambang, tapi mereka adalah perampok papan atas... dalam aksinya mereka menggunakan semacam bahan yang bisa diulur sehingga badan mereka terlihat tinggi seperti naik enggrang...

Banyak kejadian2 aneh diluar konteks cerita yang sebenarnya, misalnya saja Snow White diajari ilmu untuk membela diri oleh para Seven Dwarfs.

Kemudian sang ibu tiri jatuh cinta dengan ketampanan sang pangeran dan bermaksud ingin menikahinya, ulah dari sang ibu tiri untuk merasuki sang pangeran dengan ilmu sihir yang menjadikan sang pangeran berlaku seperti puppy, Snow White mengambil inisiatif untuk mencium bibir sang pangeran.

Di akhir kisah, ayah Snow White terlepas dari ilmu sihir jahat. Kemudian pangeran menikahi Snow White, kemudian saat pernikahan, ibu tirinya datang menyamar menjadi nenek2 tua yang memberikan apel kutukan kepada Snow White. Namun karena kepintarannya, Snow White malahan membelah apel tersebut dan memberikan sepotong kepada sang nenek tua itu dan menyuruhnya memakan apel tersebut.

Keanehan terakhir adalah saat pesta pernikahan, Snow White bernyanyi dan menari dengan lagu berirama perpaduan antara bollywood dan timur tengah... agak aneh didengar namun bagus juga...

Secara keseluruhan lumayan menghibur, daripada harus nongkrongin kemacetan Jakarta, aku lebih prefer untuk nonton film ini...

List of Countries that I have ever been there

Asia:
Singapore
Thailand - Bangkok, Pattaya
Malaysia - Kuala Lumpur
Vietnam - Ho Chi Minh, Dalat, Danang, Nha Trang
Hongkong
China - Shenzhen
Japan - Nagoya, Toyohashi, Hamamatsu, Kawaguchi, Tokyo
Qatar
Nepal - Kathmandu, Sarangkot, Nagarkot, Pokhara
Cambodia - Siem Reap & Phnom Penh
Korea - Jeju, Seoul

Australia:
Australia - Melbourne & Sydney

Europe:
Greece
Italy - Rome, Assisi,
Vatican
Monaco
France - Paris, Nice,
Switzerland - Zurich, Geneve,
Germany - Frankfurt
Spain - Andalucia (Granada, Sevilla


America:
United States of America
- New York, Rhode Island, Massachusetts, Philadelphia, Connecticut, Maryland, Ohio, Utah, Chicago, Nevada, Florida, California, Las Vegas, San Diego, 
Mexico - Mexico City, Cancun,

Movie called 'The Lady'

 Kemarin hari Kamis, tanggal 26 April 2012, aku diajak boss untuk nonton film berjudul THE LADY di bioskop XXI Plaza Senayan jam 18:45 WIB, duduk di F6.


The Lady adalah film yang menceritakan biografi dari Aung Sang Suu Kyi (Dibacanya : Aung San Suu Chi) yang penuh dengan lika liku politik.


Awal kisah dimulai saat dia berumur 2 tahun, saat ayahnya dibunuh oleh pemerintah.


Kemudian scene langsung berubah saat dia sudah berkeluarga dengan suami berkebangsaan Inggris dan 2 orang anak yang tinggal di Inggris. Kemudian ada telepon yang mengabarkan bahwa mamanya sakit keras yang membuat Aung San Suu Kyi harus kembali ke Burma.


Dia kesana sendirian dan tiba di Rumah Sakit tempat mamanya berobat. Beberapa hari kemudian, ada pergolakan politik, dimana para tentara menembaki para demonstran yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa yang akhirnya banyak terluka dan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kekejaman dari para tentara tersebut.


Melihat keadaan Rumah Sakit yang kurang nyaman dan aman, dia memutuskan untuk membawa pulang mamanya ke rumah dan merawatnya disana. Setelah itu ada kunjungan dari beberapa orang yang karena si Aung Sang Suu Kyi ini adalah anak dari jenderal, mereka menginginkan wanita ini membela kepentingan rakyat dari tekanan rezim  pemerintah yang kejam.


Wanita ini menerima tawaran tersebut dan akhirnya memutuskan untuk berkampanye demokrasi dan perdamaian di Burma. Dia pergi sampai ke pelosok negeri dan banyak orang yang menjadi pengikutnya.


Suaminya pun turut berjuang dengan mengumpulkan semua sejarah Aung Sang Suu Kyi dan membawanyake panitia nobel perdamaian. Perjuangannya tidak sia-sia, karena pada tahun 1991, wanita ini mendapatkan nobel perdamaian dunia yang menyebabkan banyak negara jadi tahu perjuangan wanita ini, sehingga banyak yang membelanya.

Pemerintah semakin tidak suka dengannya, sehingga memutuskan untuk menjadikannya tahanan rumah dan memaksa suaminya kembali ke Inggris dengan tidak memberi perpanjangan masa visa, menyulitkan ijin untuk pembuatan visa dll, sehingga suami istri ini terpaksa beberapa kali terpisah dalam jangka waktu yang cukup lama.


Sungguh sayang disayang, wanita ini tidak dapat menghadiri penerimaan nobel perdamaian dikarenakan dia sedang ditahan di rumah, sehingga penerimaan diwakili oleh suami dan kedua anaknya.


Mendekati akhir cerita, suaminya terdiagnosis memiliki penyakit kanker dan sudah tidak terobati lagi. Disinilah drama menyedihkan dimulai, saat Aung Sang Suu Kyi berusaha untuk menghubungi suaminya via telepon namun sulit sekali karena diputus sambungannya oleh pemerintah. Sampai akhirnya dia berkata, apakah aku harus pulang untuk menemanimu? Suaminya menjawab, tidak perlu... kau lebih dibutuhkan di negaramu... teruslah berjuang disana... aku disini ada Karma (teman suaminya yang dulu adalah biarawan) dan kedua anaknya...


Wanita itu berusaha menahan tangisnya... disinilah kekuatan akting dari Michelle Yeoh, sang wanita yang memerankan Aung Sang Suu Kyi... ekspresinya bagus banget...


Two thumbs up untuk film ini... walaupun lebih banyak menceritakan dramanya tapi sungguh menggugah hati atas keberanian wanita ini untuk berjuang mengejar demokrasi dan perdamaian di negaranya sendiri...