Jumat, 27 April 2012

Movie called 'The Lady'

 Kemarin hari Kamis, tanggal 26 April 2012, aku diajak boss untuk nonton film berjudul THE LADY di bioskop XXI Plaza Senayan jam 18:45 WIB, duduk di F6.


The Lady adalah film yang menceritakan biografi dari Aung Sang Suu Kyi (Dibacanya : Aung San Suu Chi) yang penuh dengan lika liku politik.


Awal kisah dimulai saat dia berumur 2 tahun, saat ayahnya dibunuh oleh pemerintah.


Kemudian scene langsung berubah saat dia sudah berkeluarga dengan suami berkebangsaan Inggris dan 2 orang anak yang tinggal di Inggris. Kemudian ada telepon yang mengabarkan bahwa mamanya sakit keras yang membuat Aung San Suu Kyi harus kembali ke Burma.


Dia kesana sendirian dan tiba di Rumah Sakit tempat mamanya berobat. Beberapa hari kemudian, ada pergolakan politik, dimana para tentara menembaki para demonstran yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa yang akhirnya banyak terluka dan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kekejaman dari para tentara tersebut.


Melihat keadaan Rumah Sakit yang kurang nyaman dan aman, dia memutuskan untuk membawa pulang mamanya ke rumah dan merawatnya disana. Setelah itu ada kunjungan dari beberapa orang yang karena si Aung Sang Suu Kyi ini adalah anak dari jenderal, mereka menginginkan wanita ini membela kepentingan rakyat dari tekanan rezim  pemerintah yang kejam.


Wanita ini menerima tawaran tersebut dan akhirnya memutuskan untuk berkampanye demokrasi dan perdamaian di Burma. Dia pergi sampai ke pelosok negeri dan banyak orang yang menjadi pengikutnya.


Suaminya pun turut berjuang dengan mengumpulkan semua sejarah Aung Sang Suu Kyi dan membawanyake panitia nobel perdamaian. Perjuangannya tidak sia-sia, karena pada tahun 1991, wanita ini mendapatkan nobel perdamaian dunia yang menyebabkan banyak negara jadi tahu perjuangan wanita ini, sehingga banyak yang membelanya.

Pemerintah semakin tidak suka dengannya, sehingga memutuskan untuk menjadikannya tahanan rumah dan memaksa suaminya kembali ke Inggris dengan tidak memberi perpanjangan masa visa, menyulitkan ijin untuk pembuatan visa dll, sehingga suami istri ini terpaksa beberapa kali terpisah dalam jangka waktu yang cukup lama.


Sungguh sayang disayang, wanita ini tidak dapat menghadiri penerimaan nobel perdamaian dikarenakan dia sedang ditahan di rumah, sehingga penerimaan diwakili oleh suami dan kedua anaknya.


Mendekati akhir cerita, suaminya terdiagnosis memiliki penyakit kanker dan sudah tidak terobati lagi. Disinilah drama menyedihkan dimulai, saat Aung Sang Suu Kyi berusaha untuk menghubungi suaminya via telepon namun sulit sekali karena diputus sambungannya oleh pemerintah. Sampai akhirnya dia berkata, apakah aku harus pulang untuk menemanimu? Suaminya menjawab, tidak perlu... kau lebih dibutuhkan di negaramu... teruslah berjuang disana... aku disini ada Karma (teman suaminya yang dulu adalah biarawan) dan kedua anaknya...


Wanita itu berusaha menahan tangisnya... disinilah kekuatan akting dari Michelle Yeoh, sang wanita yang memerankan Aung Sang Suu Kyi... ekspresinya bagus banget...


Two thumbs up untuk film ini... walaupun lebih banyak menceritakan dramanya tapi sungguh menggugah hati atas keberanian wanita ini untuk berjuang mengejar demokrasi dan perdamaian di negaranya sendiri...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar